Creators : Glenn Fredly, Anggia Kharisma, Handoko Hendroyono, Chicco Jerikho, Angga Dwimas Sasongko
Aktors : Tio Pakusadewo, Julie Estelle, Rio Dewanto, Chico Jericho, Widyawati, Jajang C. Noer, Shafira Umm
Surat dari Praha adalah sebuah
film yang mencoba untuk memadukan antara roman yang dihadapkan pada
sebuah tragedi politik. Setelah ibunya meninggal, Larasati (Julie
Estelle) mendapat warisan rumah ibunya namun syaratnya ia harus memenuhi
wasiat terakhir sang ibu. Laras harus mengembalikan surat-surat yang
dikirimkan oleh seorang laki-laki bernama Jaya (Tio Pakusadewo) yang
kini tinggal di kota Praha. Jaya tidak bisa kembali ke Indonesia karena
pergolakan politik di tanah air tahun 1965-1966. Karena berniat menjual
rumah tersebut mau tak mau Laras harus pergi ke Praha untuk memenuhi
wasiat ibunya tersebut. Pertemuan dengan Jaya akhirnya membawa Laras
membuka cerita masa lalu antara Jaya dan Ibunya.
Tragedi 1965-1966 memang merupakan
sejarah kelam bangsa ini yang kemudian memunculkan berbagai macam cerita
menarik dari para korban salah satunya adalah para Mahid, yaitu
mahasiswa yang dikirim belajar ke luar negeri oleh Soekarno namun tidak
bisa kembali karena pergantian rezim serta ideologi mereka yang menolak
orde baru. Sebuah tema yang sangat menarik sebetulnya dan banyak dari
kita yang penasaran akan hal ini. Laras yang mewakili generasi kini
sebenarnya bisa menjadi penengah namun sayangnya film ini tidak bisa
memberikan informasi yang lebih jauh tentang hal ini.
Film ini sebenarnya punya gagasan yang
cukup menarik dengan lebih menonjolkan sisi percintaan yang dibalut oleh
lagu-lagi manis yang kita dengar sepanjang filmnya. Hanya saja batasan
cerita menjadi masalah tersendiri dalam film ini. Kisah cinta Jaya dan
Sulastri (Widyawati) tidak dikisahkan jelas sehingga membuat penonton
sulit untuk bisa menyelami perasaan yang dialami oleh keduanya. Apa
sebenarnya makna surat-surat yang dikirim Jaya bagi Sulastri. Dan ketika
Jaya memutuskan untuk tidak mau menerima suratnya kembali juga kurang
jelas motifnya padahal ini adalah satu hal yang menggerakkan konflik
cerita. Kedalaman cerita memang menjadi masalah sehingga membuat film
terasa datar dari awal hingga akhir.
Lagu-lagu manis karya Glen Fredly melantun hampir selama film mampu memberi warna tersendiri. Terutama lagu Sabda Rindu dan Nyali Terakhir yang mampu menghidupkan chemistry
Antara Laras dan Jaya seumpama “Ayah dan Anak”. Memang kini sedang tren
film-film kita ber-setting di luar negeri, mengeksplor keindahan
kota-kota khususnya di Negara Eropa, begitu pun Surat dari Praha. Kota Praha mampu divisualisasikan cukup baik meskipun tidak banyak namun sudut kota yang indah memberikan nuansa damai.
Sekalipun dua pemain utamanya bermain baik namun secara keseluruhan Surat dari Praha
memang masih jauh dari ekspektasi akan suatu cerita yang menarik
berlatar sejarah kelam bangsa ini. Latar belakang para Mahid pun seperti
hanya sebuah tempelan tanpa memunculkan kedalaman yang berarti. Tapi
setidaknya dari film roman ini kita bisa menikmati lagu-lagu manis
dengan balutan panorama indah kota Praha.
Sumber : http://montasefilm.com/surat-dari-praha/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar